
TEKNIK VERTIKULTURE
Vertikultur berasal dari bahasa inggris, yaitu vertical dan culture. Secara lengkap, dibidang budi daya tanaman, arti vertikultur adalah suatu teknik bercocok tanam diruang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat
vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal, atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertikal. Teknik ini berawal dari ide vertical garden yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih di Swiss pada tahun 1944. Popularitas bertanam dengan dimensi vertikal ini selanjutnya berkembang pesat dinegara Eropa yang beriklim subtropis. Awalnya, sistem vertikultur digunakan untuk memamerkan tanaman ditanam umum, kebun, atau didalam rumah kaca (green house).
Langkah – langkah Pengerjaan Budidaya Tanaman secara Vertikultur :
- Memperhatikan kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman (luas lahan)
- Penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat berupa bambu, pipa paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas, polybag, plastik kresek, dll)
- Pembuatan bangunan vertikultur
- Penyiapan media tumbuh tanaman (pupuk organic + tanah)
- Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, tergantung kepada besar tajuk tanaman, kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih sebagai tempat penanaman. Ke-3 faktor ini harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.
- Budidaya tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen)
KEUNGULAN VERTIKULTUR
1. Murah dan Mudah
Dalam pembuatan “tingkat” alat dan bahan banyak tersedia di sekitar kita.
Untuk pembuatan rangka dapat menggunakan kayu, bambu, atau papan. Modelnya pun terserah saja, yang penting sanggup menopang atau mengisi beberapa buah tanaman. Ada beberapa tipe yang umum dipakai seperti berbentuk persegi panjang, segitiga berjenjang atau seperti anak tangga.
Dapat pula digantung di langit-langit atau atap kamar. Ukuran tinggi rak tersebut sewajarnya, agar perawatan pohon mudah dilakukan. Hal lain yang harus diperhatikan adalah beri jarak sekitar 30-50 cm dari permukaan lantai.
Tak perlu bingung untuk media tanam. Tempat hidup pohon-pohon itu dapat dipakai bekas kaleng cat, biskuit atau wadah plastik minyak pelumas. Begitu pula dengan memanfaatkan gelas air minum mineral, ember bekas serta dapat memakai kantung plastik jenis polybag.
Manfaatkan benda-benda yang tidak terpakai untuk membuat pot-pot tanaman. Syarat pembuatan rak itu tidak hanya kuat, namun juga fleksibel. Dapat dengan mudah diletakkan di mana saja. Di teras samping, halaman depan, bahkan di dalam ruangan. Pot tanaman juga dapat ditata sedemikian rupa. Dengan memanfaatkan kerangka penyangga untuk menggantung wadah tanaman yang ringan.
Petani vertikultur juga dapat membuat bibit sendiri. Dengan penyemaian sederhana yang diambil dari pohon yang telah mampu menghasilkan bibit. Caranya yaitu dengan membiarkan buah matang atau setengah kering di pohon. Lalu bijinya dikeringkan dengan cara dijemur. Untuk benih tanaman semusim, pilih yang bentuknya bagus dan tidak cacat, serta tenggelam bila direndam air. Wadah kotak kayu, kotak plastik persegi empat atau polybag kecil sangat baik dipakai sebagai tempat persemaian. Untuk pengadaan bibit tanaman lain dapat diperoleh dari hasil stek atau cangkokan.
Bagi yang doyan makan tomat, pare, kacang panjang atau mentimun, dapat pula menanam dengan cara ini. Sebagai wadahnya dipakai tempat yang lebih besar, seperti drum bekas, kaleng cat besar, atau karung bekas beras. Tentu saja diberi air, atau penyangga dari kawat, bambu, atau tali sebagai tempat untuk merambatnya.
Sistem rak veltikultur permanen, namun dapat dipindah-pindahkan. Seakan-akan memindahkan kebun atau sawah mini ke dalam rumah. Tidak ada rotan, akar pun jadi. Tidak ada pot, bambu pun dapat menjadi wadah tanaman.
- Menyehatkan
Teknik veltikulture adalah upaya untuk menghasilkan tanaman yang lebih higienis dan ramah lingkungan. Di Indonesia dikenal dengan nama Pertanian Organik (PO), yakni budidaya pertanian alami yang tidak menggunakan bahan kimia, tanpa pemakaian pupuk kimia, pestisida kimia atau zat perangsang buatan lainnya.
Hal ini bukan berati memakai bahan-bahan tersebut. Pemilih kebun dapat membuat sendiri pupuk alami dari bahan-bahan sederhana. Yang diperoleh dari limbah atau sampah dapur. Untuk urusan hama penyakit pun tak perlu khawatir. Resep tradisional peninggalan orangtua mampu menghadapi hama itu.
- Pelbagai Kelebihan
Lahan yang meminimalis dapat menghasilkan hasil yang maksimal caranya yaitu dengan membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada lahan yang ada. Rak tersebut dapat terbuat dari kayu, papan atau bambu. Bila ingin lebih kuat dapat menggunakan kerangka besi atau stainless steel. Tapi itu lebih mahal ongkos pembuatannya.
Keuntungan yang kedua adalah anti banjir, karena mudah dipindahkan, kalau kerangka bangunannya dibuat tinggi dapat mencegah banjir. Keuntungan yang ketiga adalah, penanaman jenis verticultura dapat dipakai untuk menyalurkan kreatifitas dengan mengecat pot dan rak. Boleh juga bila ditambahkan pernak pernik pot, seperti wadah air dibawahnya atau pot-pot gantung.
Vertikultur sangat cocok dipakai untuk budidaya tanaman semusim, misalnya sayur-sayuran. Selain menanamnya mudah, hasilnya langsung dinikmati. Aneka sayuran yang dapat ditanam antara lain seledri, selada, kangkung, bayam atau kemangi. Pohon cabai, tomat, atau terong juga mudah sekali tumbuh di dalam pot. Jenis poly bag atau kantung plastik tebal berwarna hitam, dapat menggantikan fungsi pot tanaman.